Diterjemahkan dari artikel jurnal milik Graiwoot Chulphongsathorn, The Cinematic Forest and Southeast Asian Cinema terbit di Journal of Cinema and Media Studies (JCMS) 60, no. 3 pada musim Semi 2021, hal. 182-187 Sebagai sinefil dan akademisi film, ketika saya berpikir tentang sinema Asia Tenggara, saya memikirkan hutan. Saya berpikir tentang hutan misterius tempat manusia bertemu […]
Dunia Wong Kar Wai: Saat-Saat Paling Indah
Diterjemahkan dari artikel milik John Powers, World Of Wong Kar Wai: Like the Most Beautiful Times. Terbit pada 23/03/2021 di situs Criterion “Kebahagiaan,” tulis Samuel Butler dalam The Way of All Flesh, “merupakan pedoman yang tepat dibanding merujuk pada istilah hak atau kewajiban.” Tentu hal tersebut benar adanya ketika mengacu pada aktivitas menonton film. Sementara itu, […]
“Bukan Negaraku, Bukan Rumahku, Tak Seorang pun di Seluruh Dunia”: Kehidupan dan Sinema Lorenza Mazzetti (1928 – 2020)
Artikel ini diterjemahkan dari tulisan milik Francesca Massarenti, dengan judul “Not My Country, Not My Home, Nobody In The Whole World”: The Life And Cinema Of Lorenza Mazzetti (1928 – 2020). Terbit di Another Gaze, pada 08/01/2020 Pada 1951 ketika ia tiba di perbatasan Inggris menggunakan feri dari Prancis, paspor Italia milik Lorenza Mazzetti dicap dengan ‘Undesirable […]
Ketika Mata Mendengar: Eksplorasi Terhadap Seluk-Beluk dan Dinamika ‘Film Sosial’ Iran
Artikel ini diterjemahkan dari tulisan milik Keyvan Manafi dengan judul The Ethics of the ‘Listening Eye’: Exploring the Critical Excesses of Iranian ‘Social Films’. Terbit di Senses of Cinema pada September 2013 ‘Film Sosial’ (Film-e ejtema’i), suatu aspek dunia perfilman Iran yang dipahami sebagai film-film yang kental dengan nuansa sosio-politik serta nuansa narasi yang realistik, […]
Apa yang ‘Islami’ dari Film-Film Islami?
Artikel ini diterjemahkan dari tulisan milik Alicia Izharuddin dengan judul What is ‘Islamic’ about Islamic Films? Terbit di Cinema Poetica pada 15/11/2016 Barangkali ada perasaan mual yang dirasakan pembuat film, kritikus, dan penonton tentang label ‘sinema Islami’. Perasaan seperti itu bisa dimengerti karena membuat pagar di sekeliling ‘sinema Islami’ artinya membentuk kesatuan yang sangat artifisial […]