Mania Cinema

Galih Pramudito

Salah satu pendiri Mania Cinema. Sejak SMA, aktif berkomunitas film. Ia tumbuh dengan komunitas film di Pekanbaru. Pernah menjadi juru program di Palagan Films dan anggota di Sinelayu. Ia pernah menjadi peserta di Akademi ARKIPEL dan Lokakarya Cinema Poetica x FFD pada tahun 2020. Saat ini tengah menyelesaikan pendidikan sarjana Ekonomi Islam di UII Yogyakarta.

Galih Pramudito

Amanda Nell Eu: Menciptakan Imaji Sinematik dari Perasaan Keterasingan

Amanda Nell Eu: Menciptakan Imaji Sinematik dari Perasaan Keterasingan

Perkenalan saya kepada karya Amanda Nell Eu adalah saat SMA. Saat itu saya sedang membaca katalog festival Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2017, di kompetisi film pendek internasional, ada film Malaysia berjudul Lagi Senang Jaga Sekandang Lembu (2017). Visual cuplikan filmnya cukup menarik perhatian, berupa seorang gadis berkuku panjang yang memiliki jejak darah di sekujur […]

Sapuan dan Guratan Gambar yang Magis: Tujuan Realisme pada Animasi

Sapuan dan Guratan Gambar yang Magis: Tujuan Realisme pada Animasi

Artikel ini diterjemahkan dari artikel milik Matteo Watzky dengan judul The Purpose of Realism in Animation, terbit di Animètudes pada 7 November 2020 “Biarpun tanpa direncanakan dengan sengaja, kartun secara esensinya adalah dokumen mengenai – sehingga merupakan film tentang – pembuatannya itu sendiri” (Daniel Morgan) Konsep realisme pada animasi cukup rumit. Memang, animasi dianggap sebagai sebuah medium […]

Kareem Soenharjo: Merayakan Kehidupan bersama Sinema dan Menciptakan Pengalaman Sinematik dalam Musik

Kareem Soenharjo: Merayakan Kehidupan bersama Sinema dan Menciptakan Pengalaman Sinematik dalam Musik

Ketika mendengarkan musik Kareem Soenharjo, kita tidak sekadar diajak mendengar, namun juga melihat musiknya. Kareem Soenharjo ialah dalang di balik beberapa rilisan musik terbaik dalam lanskap lokal. Ia menggunakan beberapa moniker: Yosugi adalah topeng yang ia kenakan saat menggubah instrumentasi musik, dalam topeng ini ia telah bekerja sama dengan musisi seperti Hindia dan Rayssa Dynta. […]

Melihat Pocong Hiu Berjoget sambil Mandi Darah: Analisis Semesta Sinema Azzam fi Rullah

Melihat Pocong Hiu Berjoget sambil Mandi Darah: Analisis Semesta Sinema Azzam fi Rullah

Azzam fi Rullah ialah sosok yang sedang digemari belakangan ini. Kemunculannya dalam lanskap sinema Indonesia dimulai pada film pendek Derranged Behaviour (2017) yang mengambil inspirasi kuat film-film seksploitasi Indonesia pada era 1990-an. Perilisan film pendek ini juga dinilai tidak lumrah pada zamannya karena dirilis pada medium DVD yang dicetak secara terbatas. Atensi publik terhadap Azzam […]

Melintasi Sejarah Sinema Horor Jepang sebelum Gelombang J-Horror

Melintasi Sejarah Sinema Horor Jepang sebelum Gelombang J-Horror

Diterjemahkan dari artikel milik Dominic Holm, Cinematic Genre: J-Horror before J-Horror terbit pada 30 Oktober 2020 di Broadly Specific Secara historis, Jepang dan genre horor selalu berkelindan satu sama lain. Entah itu berupa tradisi yang diturunkan dari mulut ke mulut, karya seni, cerita rakyat dari zaman dahulu kala, pentas teater dari Kabuki dan Noh, atau […]

Scroll to Top