Setiap kali menonton film Edwin, ada perasaan keterasingan yang membekas. Perasaan itu muncul ketika usai menonton debut film panjangnya, Babi Buta yang Ingin Terbang (2008), yang membahas bagaimana kehidupan minoritas dalam struktur naratif abstrak, ataupun film panjang terbarunya, Kabut Berduri (2024), yang membahas perjalanan detektif Sanja dalam menumpas misteri pembunuhan di perbatasan Kalimantan-Malaysia. Keterasingan ini […]
Amanda Nell Eu: Menciptakan Imaji Sinematik dari Perasaan Keterasingan
Perkenalan saya kepada karya Amanda Nell Eu adalah saat SMA. Saat itu saya sedang membaca katalog festival Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2017, di kompetisi film pendek internasional, ada film Malaysia berjudul Lagi Senang Jaga Sekandang Lembu (2017). Visual cuplikan filmnya cukup menarik perhatian, berupa seorang gadis berkuku panjang yang memiliki jejak darah di sekujur […]
Sapuan dan Guratan Gambar yang Magis: Tujuan Realisme pada Animasi
Artikel ini diterjemahkan dari artikel milik Matteo Watzky dengan judul The Purpose of Realism in Animation, terbit di Animètudes pada 7 November 2020 “Biarpun tanpa direncanakan dengan sengaja, kartun secara esensinya adalah dokumen mengenai – sehingga merupakan film tentang – pembuatannya itu sendiri” (Daniel Morgan) Konsep realisme pada animasi cukup rumit. Memang, animasi dianggap sebagai sebuah medium […]
Kareem Soenharjo: Merayakan Kehidupan bersama Sinema dan Menciptakan Pengalaman Sinematik dalam Musik
Ketika mendengarkan musik Kareem Soenharjo, kita tidak sekadar diajak mendengar, namun juga melihat musiknya. Kareem Soenharjo ialah dalang di balik beberapa rilisan musik terbaik dalam lanskap lokal. Ia menggunakan beberapa moniker: Yosugi adalah topeng yang ia kenakan saat menggubah instrumentasi musik, dalam topeng ini ia telah bekerja sama dengan musisi seperti Hindia dan Rayssa Dynta. […]
Melihat Pocong Hiu Berjoget sambil Mandi Darah: Analisis Semesta Sinema Azzam fi Rullah
Azzam fi Rullah ialah sosok yang sedang digemari belakangan ini. Kemunculannya dalam lanskap sinema Indonesia dimulai pada film pendek Derranged Behaviour (2017) yang mengambil inspirasi kuat film-film seksploitasi Indonesia pada era 1990-an. Perilisan film pendek ini juga dinilai tidak lumrah pada zamannya karena dirilis pada medium DVD yang dicetak secara terbatas. Atensi publik terhadap Azzam […]